Jumat, 19 Februari 2010

Pengharapan, Iman, dan Kasih


PENGHARAPAN, IMAN, KASIH
(1 Petrus 1:3-12)

  PENGHARAPAN (ayat 3-4)

Semua orang telah mati oleh karena dosa. Dengan kebangkitan Kristus semua orang dilahirkan kembali dan hidup dengan penuh pengharapan tentang suatu kekekalan (sesuatu yang tidak dapat binasa, tidak dapat cemar, tidak dapat layu, dan yang tersimpan di sorga)

  IMAN (ayat 5-11)

Merupakan kekuatan Allah yang nyata bagi setia orang yang percaya penuh pada-Nya. Iman menunjuk pada suatu keteguhan, pada kepercayaan tentang suatu janji (pengharapan). Dan Iman menumbuhkan kepercayaan yang teguh. Ada tertulis:
“Yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena Imanmu, sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada akhir zaman”
Seseorang yang telah mencapai tujuan iman (keselamatan jiwa) akan melakukan hal: “Sekalipun belum melihat Dia (Yesus Kristus), namun mengasihi-Nya. Percaya pada Dia (Yesus Kristus), walaupun sekarang tidak melihat-Nya”  

  KASIH (ayat 12)

Kasih hadir karena Iman. Kasih tidak mementingkan diri sendiri. Kasih memikirkan orang lain. Kasih membawa orang melayani. Kasih hadir karena Hidup dipenuhi oleh Roh Kudus.

DIBUKAKAN ATAS KEMURAHAN
YESUS KRISTUS 
KEPALA PELAYANAN

Selasa, 16 Februari 2010

Cerita Hidup

Saat itu suasana begitu ceria, tawa dan senyum menghiasi hari bersejarah
namun tidak untuk seorang petualang, pengembara hidup yang terus mencari jati diri.
Ia terduduk murung...memikirkan tentang penentu masa depan.
"Dimana Ia? Dimana?" suara hati sang pengembara begitu kuat dan seakan menutupi keramaian suasana.
Tak lama pengembara berpikir "sebaiknya ku hampiri dia"
dalam hayalan dan perenungannya pengembara terus berpikir....
tik...tak...tuk...tik.. "hey pengembara" saut seseorang,
dan pengembarapun tersentak "Sang Penentu" jawab pengembara
"silahkan bergegas, jangan menunggu lagi" kata Sang Penentu
"Baik aku akan bergegas! terima kasih sang penentu" jawab pengmbara.

Pengembara begitu senang, ia berlari dan berlari,
ia tertawa, ia menangis, dan ditatapnya jauh ke depan lebatnya hutan belantara yang harus ia lalui.
Didalam hatinya ia berkata "aku pengembara, akan kuikat seluruh dunia dalam genggamanku"
Ia mempersiapkan semua kebutuhannya dan tiba-tiba iapun terhentak
"sebentar, aku belum menghadap pada sang Empunya, aku harus menghadap padanya" kata pengembara.
Setelah semuanya rampung pengembara pun datang menghadap sang Empunya dan katanya
"Sang empunya, terima kasih untuk apa yan kau berikan, esok aku akan pergi menghadap para Sang penentu waktu,
aku tahu sangat susah untuk mendapatkan hati mereka, tapi sang empunya aku percaaya padamu saja,
pasti kau akan memberi bila kau mau memberi",
sejenak suasanapun menjadi hening.....
dan sang empunyapun berkata "pengembara lakukan bagianmu dan aku
menurut kehendakku akan melakukan bagianku sebagai sang empunya"
Setelah sang empunya berkata demikian iapun pergi meninggalkan pengembara.
Semuanya, memang terasa begitu mudah, tertawa, mungkin terlalu sombong bila harus dilakukan,
namun satu yang pengembara tahu, sang empunya mau memberikan terbaik baginya.

Waktupun mulai bergerak, detik, menit, terus berganti,
.......
"penentu waktu, apakah bisa ??" tanya pengembara
"aku kurang yakin, kami belum punya keputusan" jawab sang penentu waktu
dengan wajah memelas pengembara berkata
"Sang penentu waktu, kau tahu telah lama aku menantikannya, aku sangat berharap
agar esok aku tetap dapat memulainya, tolonglah aku"
"Pengembara kami selalu mau membanmu tapi salah seorang penentu waktu
harus pergi dalam perenungan akhir waktu yang ia jumpai,
tapi tunggulah sejenak, kami akan mencoba mendiskusikannya kembali" kata sang penentu waktu
"Baik,.." kata pengembara.

Sang penentu waktu pergi meninggalkan pengembara seorang diri.
Dalam kesendirian itu, sang pengembara berkata dalam hatiya;
"Tak ada yang dapat aku lakukan, tak ada. Aku sudah melakukan bagianku. Sang Empunya,
aku tahu kau mau memberikannya, aku percaya padamu, aku percaya padamu sang Empunya"
Pengembara terus mengingat perkataan sang Empunya, ia terus merenungkannya, ia terus berkata
"aku percaya padamu Sang Empunya".

Tak lama kemudian Sang penentu menghampiri pengembara, iapun berkata
"Pengembara, Siapkan dirimu, kita memulainya besok"
Pengembara terperanjak ia begitu senang, dalam hatinya ia berkata "terima kasih Sang Empunya"
ia melompat-lompat, ia tak berhenti berteriak "aku akan memulainya!! aku akan memulainya!

Hari itu, tak henti-hentinya ia berkata dalam hati "makasih Sang Empunya, aku percaya padamu!"
Pengembara begitu senang, ia begitu bahagia, namun dalam kebahagiaannya
ia masih tetap memupuk kekhawatirannya....
"Esok aku akan berhadapan dengan mereka, apakah aku bisa,,??
tidak!! aku tidak boleh ragu, aku harus tetap mampu, ini kesempatanku
apapun yang akan dilakukan para penentu waktu dan sang penentu masa depan,
aku harus tetap kuat, ya.., aku punya janji itu, janji sang Empunya"
Tanpa disadari, kelelahan merenggut jiwa pengembara. Ia terhanyut dalam kenyamanan dan dinginnya malam.
Ia terlelap. saat jiwanya kembali, ia tersadar...
"Waktunya telah tiba, aku harus segera menemui para penentu waktu dan penentu masa depan" kata pengembara.

Bergegas iapun berlari, tak peduli rintangan apa yang ia hadapi dalam pikirannya hanya ada satu
ia harus berjumpa dengan para penentu waktu dan sang penentu masa depan, tidak boleh terlambat.
.....

"Para penentu waktu.., sang penentu masa depan..., selamat pagi!" kata pengembara
"Pengembara sudah siapkah kamu?" tanya sang penentu waktu
"aku siap" kata pengembara
"Kau tahu, ini saat yang sangat menentukan. Ini saatnya memastikan
apakah kau telah siap untuk melanjutkan pengembaraan" kata sang penentu masa depan
Pengembarapun menjawab "ya aku siap!"
------------------------------------------------------------------------------------------------------ JG
Panjang...perjalanan memang harus panjag dilewati. Lelah, bosan, suntuk, mungkin
kata-kata yang cocok yang dapat digunakan sang pengembara untuk menggambarkan hidupnya..
Pengembara,, mungkin bukan kisah indah yang ingin dikenang namun pelajaran penting yang harus diingat.
Melewati lebatnya hutan belantara, itulah impian setiap pengmbara...
tak boleh berhenti, pengembara harus terus berpetualang

Sang Empunya mengajar untuk tetap percaya...,,
Para penentu waktu mengingatkan terkadang langkahpun tak dapat diatur sendiri
Sang penentu masa depan adalah pemegang kunci, penentu perjalanan pengembara dimasa mendatang.

Dari pengembara:
Lakukan bagian kita dalam hidup ini
dan percaya! Sang Empunya
menggambarkan karyanya seturut kehendaknya
tepat pada waktunya.


i love u full...!!



Jumat, 12 Februari 2010

Hidup adalah perjuangan

Seringkali semboyan ini selalu menjadi bagian dalam kehidupan kita. Kekuatan  kata-kata menjadi bagian untuk memotifasi setiap pribadi. Benar!! dunia usaha selalu mengkumandangkan ini, perjuangan untuk hidup bahkan perjuangan dapat melupakan bahwa kita adalah mahkluk sosial atau kita malah makin hidup penuh sosial asalkan perjuangan ini tetap dimenangkan. Semua punya perjuangan. Terus berjuang,, akankah ini akan selalu menjadi bagina hidup? semuanya adalah pilihan kita.

Jadi, maukah kita menjadi petarung yang hebat. Atau kita akan hanya duduk dan memandang orang-orang berjuang.  

 

Selasa, 02 Februari 2010

Nasib Bangsa ini

menonton setiap program-program komputer memang bisa bikin pintar, tapi tak bisa kita pungkiri juga bahwa dengan menonton berita terkadang pola pikir kita terbentuk oleh opini-opini tidak bertanggung jawab.
Tidak ada lagi etika yang dimunculkan!, semua hanya memikirkan kepentingan mereka. Suatu keberhasilan tak pernah lagi dihargai, dan yang paling ironis kita tidak pernah bisa berkata "trima kasih".
Huh.. kapan bangsa ini akan ingat bahwa bangsa yang besar yaitu bangsa yang menghormati jasa para pahlawan, kapan kita akan ingat bangsa ini, bangsa indonesia tidak didirikan oleh golongan-golongan tetapi dengan hati, kasih, ya.., belas kasihan terhadap sedarah...
Semoga mereka yang selalu dilihat dan punya kesempatan berbicara didepan publik mampu membangun bangsa ini dengan etika yang murni, dan mengingat kita adalah orang timur yang selalu menghargai orang tua dan pendahulu kita.

BRAVO INDONESIA

Lencana Facebook